Hunian Asri Medan, Cinta itu Butuh Rumah

 Memang tidak tertulis dalam undang undang kalau seseorang itu wajib punya rumah. Namun yang jelas, kita butuh rumah. Apalagi jika sudah berkeluarga, kita enggak sekadar butuh cinta dalam bentuk non materi tapi juga materi.



Risiko Belum Memiliki Rumah

Hal ini ditekankan ju huga oleh ibuku yang semasa kecil bersama keenam saudaranya, kerap berpindah pindah. Mungkin ada belasan kali. Bukan hanya repot tapi juga lelah. Belum lagi proses administrasi dan banyak teman yang salah terka ketika datang, eh malah sudah pindah. Barang barang yang hilang atau rusak saat proses pindah pun jadi catatan.

Hingga akhirnya kakek dan nenek punya rumah setelah ikut program transmigrasi dan hidup terpisah dengan beberapa anak yang baru bekerja. Jauh lah pokoknya. Lalu kembali sekota lagi ketika anak anaknya sudah bisa membelikan sebuah rumah di kota mulanya.

Rumah jadi Tujuan Finansial

Berkaca dari pengalaman, alhamdulillah, ibu dan bapakku bisa memberikan kami tempat tinggal sejak kami di bangku sekolah dasar. Di rumah itu kami tumbuh dengan berbagai kenangan, suka dan duka.

Saat ini, memang aku masih tinggal bersama ibu, guna menemani ibu setelah pensiun, bapak sudah lama wafat, sedang saudara saudaraku pun sudah menikah dan tidak serumah lagi.

Meski begitu, kami berusaha tidak terlena dengan salah satu tujuan keuangan kami; punya rumah. Ibu pun mengamini hal tersebut, meski itu berarti beliau harus tinggal sendiri atau tak seatap lagi dengan cucu pertamanya.

Bagaimana pun yang ditinggali saat ini adalah rumah keluarga. Dan rasa rasanya memang memiliki rumah impian sendiri. Kami pun berusaha agar rumah masa depan kelak tidak jauh dari rumah ibu, agar sering mengunjungi dan mudah memantau ibu.

Arti sebuah Rumah

Impian itu bercerita tentang masa depan,  cinta yang dinikmati hari ini juga butuh masa depan. Enggak heran, jika cinta memang butuh rumah. Pantas, jika perusahan properti Wiraland memiliki slogan demikian, "Cinta itu butuh rumah."


Rumah bukan hanya menjadi tempat berteduh, tempat pulang, menjadi bagian dari masa depan, investasi, atau pun tempat paket belanja mendarat. Tapi juga tempat mengukir kenangan. Tempat di mana banyak nilai nilai akan diterapkan dan diajarkan.

Usaha Memiliki Rumah

Punya rumah ini bukan bim salabim langsung ada, atau seperti Roro Jongrang yang memberi waktu semalam maka terbangun 1000 candi. Ada sih yang bisa. Tapi aku gak mampu, haha. Makanya, setahap demi setahap dan konsisten, insyaAllaah punya rumah. 

Salah satu harapanku, bukan hanya punya rumah yang layak huni tapi juga memiliki lingkungan yang aman serta nyaman ditinggali. Karena ketenangan didapat selain datang dari dalam rumah, juga dari lingkungan sekitar.

Ketika Memikih Rumah

Membangun rumah atau membeli rumah di perumahan, ada kurang lebihnya. Jika membangun rumah di pemukiman warga, desain rumah bisa sesuai keinginan, biaya mungkin lebih miring tapi penataan hunian belum tentu oke. Misalnya lebar jalan, fasilitas umum seperti taman atau tempat ibadah belum tentu ada atau rapi.


Sedang jika di perumahan, desain rumah sudah jadi kian, umumnya tembok kanan kiri rumah langsung berbatas dengan tembok tetangga. Nilai lebihnya, baik jalan dan fasilitas umumnya sudah tertata rapi. Sebagian perumahan juga memakai jasa arsitektur untuk mendesain rumah menjadi aestetik.


Berkunjung ke Mayfair Residence dari Wiraland Property



Selain mengumpulkan pundi pundi rupiah . Salah satu usaha untuk memiliki rumah adalah sering sering mencari lahan kosong yang mungkin bisa dimiliki atau berkunjung ke perumahan dan melihat rumah contoh. Ini berguna untuk menjaga semangat memiliki rumah dan membuat perbandingan perbandingan untuk mengambil keputusan nantinya. Salah satunya mengunjungi MayFair Residence di Jl. Bunga Terompet, Simpang Selayang, Kec. Medan Tuntungan.


Mayfair Residence: Keamanan dan Fasilitas yang Memadai

"Aa, bagus ya, kaca rumahnya bisa besar besar gitu, cahaya yang masuk jadi cukup, tapi gak pakai jerjak loh!." Komentarku saat pertama kali melihat rumah contoh di MayFair Wiraland. 

"Rumah begini bisanya ya di perumahan yang aman, kalau enggak aman, bisa bisa memudahkan maling masuk."

Di gerbang masuk perumahan ada satpam yang menanyakan identitas diri atau keperluan kita ketika berkunjung. Sempat berpikir, kok ya ribet. Tapi ini salah satu cara menjamin keamanan penghuninya.



Selain lebar jalan umum yang memadai, perumahan ini juga dilengkapi dengan mushola dan taman online yakni sebuah ruang terbuka hijau di tengah tengah kawasannya. Jadi sempat membayangkan lari lari pagi sama Nua atau jalan jalan sore dan makan es krim di taman online. Plus, lokasinya juga enggak sampai 30 menit dari rumah ibuku.

Buat teman teman yang mau cari tahu atau merasakan sensasi hunian ini bisa berkunjung ke website resmi yakni wiraland.com atau  nomor hotline: 085297275999; 082362628888; 085373008800; 08116316008, atau  kunjungi marketing office-nya.

Ririn Anindya

......

2 komentar:

  1. Tuhlah rumah memang bukti cinta ya kan, tapi candi kan bukan rumah ya..

    BalasHapus
  2. iya nih, jadi pengen cari rumah sebelum 'berumah' hehehhe

    BalasHapus