Bersama Lemonilo dan Keluarga The Baldys, Bicara tentang Mi Instan

Sebagai Mom Blogger, saya berkesempatan mengikuti konfrensi pers Lemonilo bersama The Baldys, yang berlangsung 28 Juli 2020 lalu. Hal ini mengingatkan saya, akan pentingnya membangun gaya hidup sehat dalam dan dari setiap anggota keluarga.


mungkin kamu tertarik menjadi guru private di medan

Kondisi pandemi yang berlangsung, secara sadar atau pun tidak, membuat pada umumnya kita lebih peduli untuk menjaga kesehatan. Pers conference yang diikuti ratusan peserta ini, berlangsung secara daring. Meski aku merasa temu langsung lebih seru, akan tetapi cara seperti ini tak mengurangi penyampaian informasi. Selain mendengar penuturan dari Bapak Ronald Wijaya dan ibu Shinta Nurfauzia, selaku CEO san Co-CEO Lemonilo, pun keluarga The Baldys, peserta juga mendapatkan kesempatan untuk bertanya.



Dalam kesempatan ini, Lemonilo memperkenalkan Keluarga The Baldys sebagai Brand Ambassador. Keluarga ini dinilai cocok dengan brand Lemonilo sebagai brand healthy lifestyle consumer goods berbasis teknologi. Keluarga yang dikepalai Baldy Putra Mulia dengan sang istri Nola "Be3" memang telah menekankan pola hidup sehat bersama ketiga anaknya yang tak kalah aktif dengan kedua orangtua. Mulai si sulung dan si bungsu Naura dan Neona sebagai penyanyi anak, serta Bevan yang aktif dalam olahraga, di samping aktivitas sekolah mereka. Salah satu pola hidup sehat yang mereka terapkan yaitu memilih makan makanan yang lebih sehat pula.



Mi instan merupakan salah satu makanan kegemaran anak anak maupun orang dewasa. Selain rasa, kepraktisan memasaknya menjadi sebuah nilai lebih. Akan tetapi, umumnya mi instan mengandung penyedap rasa, pengawet, pewarna, atau pengatur kekentalan. Hal ini membuat beberapa orang mengurangi jumlah atau menghindari mengonsumsinya, terutama mereka yang sensitif dengan kandungan bahan bahan tadi.



Hal di atas pula yang menjadi pertimbangan keluarga The Baldys memilih Mi Lemonilo, salah satu dari sekitar 40 produk Lemonilo lainnya. Mi instan Lemonilo tidak mengandung penguat rasa, pewarna, pengawet, dan rendah gluten. Perbedaan lainnya adalah jika proses pembuatan mi instan biasanya digoreng, mi instan Lemonilo diproses dengan dipanggang. Warnanya pun diambil dari saripati tumbuhan seperti bayam atau kunyit.  Kalau awalnya saya mengenal mi ini hanya varian goreng, sekarang sudah ada varian mi instan kuah dengan beberapa rasa. Sehingga Lemonilo tetap enak dan 'lebih sehat' dinikmati semua kalangan.


"Mi instan Lemonilo  aman dikonsumsi untuk anak umur satu tahun", kata Bapak Ronald Wijaya, Co-Ceo dari Lemonilo. Sedangkan anak dari ibu Shinta Nurfauzia, Co-CEO Lemonilo, juga mulai mengonsumsi mi instan Lemonilo  ketika berusia delapan bulan, namun hanya mi saja karena  memang perlu membatasi asupan garam anak di bawah umur satu tahun.



Perihal selera tidak dapat diperdebatkan memang. Saya pribadi, merasa racikan mi dan bumbu pada Lemonilo sudah pas, meski relatif tidak memiliki aroma atau rasa umami sekuat mi instan lainnya, mungkin saja hal dapat dipenharuhi oleh ada atau tidaknya perisa buatan.

Saya sendiri lebih memilih makan mi instan sebagai cemilan atau selingan daripada sebagai hidangan utama. Jika sebagai hidangan utama, sebaiknya kita tambahkan pula pelengkap seperti telur dan sayuran, misalnya brokoli atau wortel rebus.



Habis menulis jadi pingin masak mi, cuaca pun mendung, disantap hangat hangat akan lebih nikmat. Kalau kalian tim mi goreng atau mi kuah?

Ririn Anindya

......

2 komentar: