Kepanikan Para Ibu Baru

Kepanikan-kepanikan kerap menghampiri seseorang yang baru menjadi ibu atau new mom. Terutama ketika sesuatu terjadi pada sang bayi. Bisa jadi disebabkan hal sederhana atau memang punya potensi bahaya.

mungkin kamu tertarik menjadi guru private di medan


Ada beberapa kejadian yang sempat membuatku panik atau cemas, yang aku tanggapi secara berlebihan, awalnya. Tetapi, ibu milenial bersenjatakan ponsel dan kuota bisa langsung cek di internet, penyebab atau  mencari solusi. Cukupnya informasi bisa membantu meredakan kecemasan.

Berikut cerita dari aku dan buibu lainnya tentang hal yang pernah membuat panik, cemas, deg deg an, atau minimal bertanya -tanya.

1. Tersedak
"Pas lihat dia tersedak, rasanya langsung panik. Terus cari-cari perhatian biar dia enggak muntah. Karena pernah lihat Rayya muntah, kayaknya sakit," Ungkap Lily.

Waktu Nua tersedak, dulu di awal aku ketakutan dan mau nangis. Sekarang masih sering deg deg an. Biasanya akan kumiringkan badan Nua dan puk puk punggungnya, lalu hembus-hembus kepalanya, biar enak rasakan siwer-siwer angin. Tersedak saat menyusui bisa jadi karena posisi pelekatan yang kurang pas atau ASI yang terlalu deras.

2. Suhu tubuh bayi lebih hangat
New mom juga bisa panik karena suhu tubuh bayi jadi lebih hangat. Eh bukan cuma new mom tapi juga new dad. Bapaknya Nua langsung ke ruang perawat bayi saat tubuh Nua menghangat. Ternyata tidak demam, masih di bawah 37,5C. Gara-gara kelamaan enggak disusui. Waktu itu belum tahu kalau Nua harus disusui  sekali dalam 2-3 jam. Dianya bobok lebih 2 jam, enggak menyusu.

3. Menggunting kuku
Sempat kependekan gunting kuku Nua. Dan ternyata kena kulitnya hingga sedikit berdarah. Nua nangis jejeritan, aku kaget, lihat kukunya berdarah jadi ikutan nangis. Langsung ambil kapas, dibasahi, tap tap ke kukunya, terus ambil es di kulkas, tap tap ke jarinya. Nua sudah nyengir-nyengir, akunya masih mewek  sambil gendong dan cium - cium Nua, dan bilang,
"Maaf ya Nak, maaf ya Nak."

Pas kehabisan kuota cuma bisa WA. Langsung minta Tiwi search gimana cara atasinya. Ada langkah yang terlewatku sebelumnya, yaitu memberikan antiseptik. Mau minta googling-kan ke bapak Nua tapi khawatir belio ikutan panik di kantor. :'D

Alhamdulillah, gak lama, sudah baikan.

"Ih pernah juga, Kak. Malah kenak potong dikit dagingnya. Aduh kalau itu, gemetar." Ungkap Jannah, ibu dari dua orang putri.

4. Muncul Milia
"Oh, enggak apa-apa, ini sawan bayi, nanti hilang sendiri," kata nenek, saat ku bertanya bahayakah bintik-bintik putih yang muncul di wajah Nua. Dengan track record nenek yang sudah 11  kali melahirkan, membuatku yakin memang enggak bahaya.


Bintik putih seperti jerawat kecil itu disebut Milia, bahasa medisnya. Enggak ada hubungan sama Dilan. Keratin atau sel kulit mati terperangkap di bawah permukaan kulit bayi menjadi sebab. Bisa juga dipicu hormon saat masa kehamilan. Milia enggak gatal atau sakit, dan akan hilang sendirinya.

5. Gumoh atau muntah
"Muntah mengucur dari mulut bahkan hidung karena kekenyangan ASI. Setelah selesai, dipeluk, minta maaf, dicium terus-terusan kak, wih  kalo ditampung ada sebaskom kak muntahnya." Kata bundanya Nursaibah dan Rufaidah.

Pernah ngalami ini juga di Nua, tapi gak banyak muntahnya. Waktu itu enggak tahu kalau selesai menyusu  bayi kudu disendawakan dulu. Karena sistem pencenaan  bayi yang belum sempurna, sehingga bisa menyebabkan ASI yang sudah masuk, keluar lagi.

Manalagi pas muntah, ekspresi Nua kayak mau ngeluarkan batu dari mulut atau kayak orang yang di-ruqyah di tipi tipi. Panik mamak.

Bayi disendawakan dengan menggendongnya menghadap belakang, bertopang pada bahu ibu (bapak juga boleh), lalu punggungnya dielus-elus dengan satu tangan. Sedang satu tangan yang lain menopang leher dan bokong bayi.

6. Terbentur atau jatuh
Kalau cerita bundanya Aisha, Aisha pernah jatuh dari tempat tidur saat berumur 5 atau 6 bulan. Langsung ia gendong, susui, ditenangkan, serta minta maaf juga ke anak. Dan sesegara mungkin menghubungi temannya yang bidan. Belio ini masuk ke anti panik club karena belio khawatir jadi baby blues.

tah kepanikan itu naluri atau emang panikan, namun sebaiknya enggak sampai buat kita enggak dapat berpikir atau mengambil tindakan yang diperlukan.

"Eh, yang pertama lihat dulu anaknya muntah enggak. Kalau muntah lagsung larikan ke dokter. Terus ada memar atau enggak. Kalau ada bawa ke dokter juga. Begitu kata kawan bidan yang kemarin itu. Alhamdulillah, Aisha enggak ada tanda-tanda itu pdhal hampir 1 meter kayaknya tingginya 😭. Tapi besoknya, dipijatkan dia. Untuk mencegah memang baiknya itu kasur enggak usah pakai dipan. Langsung aja kasurnya di lantai Rin. Sejak itu kami pun enggak pakai dipan. Kasurnya langsung di lantai. Oh ya, kalau anaknya diem aja, enggak nangis apalagi enggak gerak, larikan ke dokter segera juga." Pesan Kak Tika.

Lain lagi cerita bundanya Olil. Olil pernah tak sengaja tersikut hingga benjol, pernah juga tersenggol hingga jatuh. Zee segera menenangkan putranya dengan mengelus kepala Olil hingga berasap, meminta maaf, dan menyusui.

Beberapa kejadian yang kudengar, ujung-ujungnya ditenangkan dengan menyusui, ya. 'Nen' is power of  Mom. :D

Kalau buibu atau bapak, pernah panik karena si kecil kenapa? Dan apa yang dilakukan saat itu? Sharing ya, semoga berfaedah untuk new mom dan new dad lainnya.

Ririn Anindya

......

3 komentar:

  1. Jangankan new mom, new mom of kitten aja kalo kucing memperlihatkan gelagat aneh langsung panik.

    BalasHapus
  2. New dad panikan juga gak yaa, jadi pengen nulis juga ulasannya~

    eh, mampir juga ya je tulisan awak hari ketiga di 7haringeblog tentang hapus url indeks
    aizeindra.id

    BalasHapus