Durcoff Cafe: Sajikan Menu dan Suasana Menyenangkan

Gambar - gambar cakep di dinding
Ngobroli kafe di Medan itu kayak enggak ada habisnya, karena kemunculan satu kafe diikuti dengan kafe yang lain. Dengan konsepnya masing – masing, tak ketinggalan kemunculan kafe – kafe ‘instagramable’. Jadi memang ada sebagian yang sengaja datang ke kafe untuk pepotoan dan upload ke medsos gitu kan.

Makasi Iyik dan difotokan
Kali ini agak sedikit lebih ‘ujub’ untuk me-review sebuah kafe. Karena biasanya, kafe – kafe yang saya datangi itu udah banyak yang me-review. Yang ini berbeda, sebab kafe yang terletak di Jl, Gagak Hitam, Ringroad ini, memang baru aja launching. Tepatnya pada 26 Oktober 2018 lalu.

Berbekal ajakan teman, datanglah saya ke sana. Pantau di IG @durcoffcafe sih sepertinya nyaman buat ngobrol. Memang kalau memilih kafe untuk makan dan ngobrol ada beberapa pertimbangan.

Ruangan Durcoff Cafe

Dari luar bisa kihat kedalam, jadi terkesan lebih luas

Ada ruang indoor atau pun outdoor. Smooking area juga ada. Jadi teringat kalau pergi bareng Tiwi, ngetem di kafe mana, udah seru ngobrol, eh melintas asap rokok. Langsung rusak mood, kan ada ya sebagian orang yang sangat enggak tahan sama asap rokok. Tiwi lah salah satunya.  Jadi, bawa bayi kemari enggak perlu khawatir terpapar asap rokok.

Luar ruangan
Di outdoor, adanya tanaman – tanaman membuat jauh dari kesan gersang. Dan lampu – lampu malam hari menimbulkan suasana romantis. Sedangkan untuk indoor, di ruang pertama, pada lantai ada gambar gambar permainan. Rapi, bersih, ber-AC dengan suasana hangat, mungkin karena cahaya lampunya.

Ruang pertama, bebas asap rokok
Sedangkan di ruang kedua, di sana ada bar tapi lebih lapang karena meja dan bangku tidak lebih banyak dari ruang pertama. Di Durcoff Cafe ada juga permainan yang bisa dimainkan bersama. Jadi anti bengong.

Ruang kedua, smooking area
Oh ya, sempat tanya-tanya juga, "Bisa enggak di Durcoff Cafe jadi tempat meet up acara komunitas?". Ternyata bisa, enggak ada syarat yang meribetkan, cuma perlu hubungi pihak Durcoff Cafe aja.


Mushola
Kebiasaan kalau sudah sengaja meet up sama kawan, enggak bisa itu satu dua jam, dan ya biasanya kena waktu sholat. Jadi keberadaan mushola sangat penting buat kita. Kalau pun enggak ada musholla, ya minimal bisa jalan kaki ke masjid.

Di bagian belakang kafe
Untungnya di Durcoff  ada mushola dan tempat khsusus berwudhu. Meski musholanya enggak pala besar tapi bisa lah menampung 5 sampai 6 orang.

Makanan dan Minuman
Sampai di Durcoff kemarin, sekitar jam 5 sore. Itu kan dah masuk Waktu Indonesia bagian Ngemil kan? Jadi pesan Avocado Coffee dan dimsum rumput dulu. Sedang si Iyik pesan waffle dan Guillermo.

Minuman
Pesanan saya, Iyik, dan Aa
Jadi tuh saya kan bukan golongan penikmat kopi sejati. Kopi sachet-an pun dilibas habis, suka yang kreasi kopi – kopian lah. Beda sama Iyik dan si Aa, kalau minum kopi ya yang benar – benar ngopi.  Tapi kali ini mereka mau mencoba pesan kopi yang berbeda dari biasanya. Enggak tahu kenapa, pas cicip pesanan si Iyik, suka. Guillermo ini, kopi dingin dengan potongan lemon. Mungkin asam lemonnya menimbulkan efek rasa manis yang tipis?

Cemilan
Aneka cemilan yang bisa buat kenyang atau menuda lapar
Rame sih jenisnya, mulai dari aneka dimsum, waffle, kentang atau ubi goreng. Dimsum rumput laut yang saya pesan itu terasa gurih tapi enggak terasa micin, sedang saosnya pedas, enggak encer ataupun terlalu kental. Tiga dimsum seharga 18k. Biasanya, kalau beli di pinggir jalan, harganya 15k. Kirain kalau masuk kafe gini, bakal naik 1,5 kali lipat.

Dimsum rumput laut

Makanan utama
Kalau cuma mau ngobrol – ngobrol, cemilan dan minuman udah pas di perut. Tapi kalau memang lapar atau udah masuk Waktu Indonesia bagian Makan, ada nasi – nasian yang bisa dipesan.
Chicken Holic Pedas Manis
Waktu itu saya pesan Chicken Holic Pedas Manis. Potongan-potongan ayam goreng yang lembut dengan lapisan tepung, kayak katsu tapi bukan, terus pakai saos pedas manis. Kayak ada rasa lemon atau apa gitu di ayamnya. Ada rebusan brokoli yang enggak begitu matang, menurutku ini teksturnya pas. Ditambah nasi hangat dan telur mata sapi disajikan dalam mangkok. Kenyang. Saya enggak tahu ini masakan mana, atau mungkin resep sendiri? Tapi kayak makan je-Jepang-an rasanya.

Pesanan Iyik, Saya, dan Aa

Untuk yang pingin sensasi rasa Indonesia buanget, ada pilihan kari dan gulai ayam. Sempat cicip kari pesanan Iyik, terasa nendang kuahnya. Dalam mangkuk kari itu ada dua potong ayam, dan sebuah kentang bulat, disajikan dengan sepiring nasi, acar segar, dan emping. Perempuan memang suka icip – icipan.

Harga
Dikasi lis pas mau pesan

Perihal harga, itu relatif. Ini pernyataan umum sekali. Tapi emang begitu adanya. Ada yang kita bayar dengan harga standar tapi jauh sekali dari puas, jadi terasa mahal. Atau semakin jauh dari tanggal gajian, maka harga-harga terasa mahal, haha. Biasanya begitu. Untuk Durcoff Cafe sendiri menurutku, dengan makanan, minuman, suasana, dan pelayanannya, harga yang harus kita bayar termasuk standar, enggak mahal. 


Wifi dan Colokan Daya
Bisa minta password wifi

Wifi dan colokan mah sepaket ya, kayak pengantin baru yang rasanya harus selalu bersama. Kemarin itu saya enggak sempat coba wifinya, karena masih banyak data, sedang udah mau masuk waktu batas pemakaian. Jadi data di hape harus dipakai dengan foya-foya.

Lokasi
Biasanya, lokasi yang dikatakan strategis, berada di pusat kota atau enggak jauh dari pusat kota, dan dilewati angkutan umum. Sedang Durcoff Cafe enggak dilewati angkutan umum tapi tenang, enggak jauh kok dari simpang Mall Manhattan yang di Jl. Gatoto Subroto. Kalau naik angkutan online atau kendaraan pribadi aman ya, karena letaknya di pinggir jalan Ring Road, dengan parkiran yang cukup luas.


Bingung Yik pilih yang mana?

Itu tadi pertimbangan – pertimbangan saya memilih kafe yang memang sengaja datang untuk ngobrol dan makan. Alhamdulillah, enggak kecewa main – main ke Durcoff Cafe. Kalau kawan, kafe yang bagaimana? Wajib ‘instagramable’?

Ririn Anindya

......

3 komentar:

  1. ini tempatnya asikk dan nyenengin yaampun. Sajian kopi ala Guillermo: nikmatnya jadi juara!

    BalasHapus
  2. Betah ya.. Sampe yang gadis dan udah gak gadis lagipun malam2 pulangnya

    BalasHapus
  3. Eh, brati ini tempatnya dekat tempat ujian awak nanti... ��. Tapi lumayan juga kalau dari stasiun sambil bawa2 koper ya... Wkkk...

    Btw, tiap kali ketemu kata ujub, ku selalu teringat pada Iyik dan kemampuan mengontrol keujubannya itu. ��

    BalasHapus