5 Cerita Punya Medan

"Saya kira, mbak itu yang dari Medan, bukan Mbak ini."
"Kenapa gitu?" Saya penasaran dengan perkiraan Abang panitia berkumis tipis, berambut klimis dan rada manis ini.
"Yang saya tahu, orang Batak kan kalau bicara, suaranya keras ya, tapi Mbak enggak begitu." 

Percakapan itu terjadi saat mengikuti kegiatan di ujung timur Sumatera, kegiatan yang diadakan suatu NGO yang berpusat di Jakarta. 

Jadi pingin bawa Abang itu ke Medan. Bukan, bukan untuk oleh-oleh ke orang tua, tapi untuk dikenali pada ibu kota Sumatera Utara. Kalau saat itu ada kesempatan lebih panjang, saya akan bilang,

"Jadi kan Bang, di pertemuan kita yang sementara ini, lima hal ini lah yang bisa saya ceritakan..."


1. Orang Medan
Orang Medan itu, Bang. Bukan hanya etnis Batak – pun orang Batak banyak juga yang lembut. Bahkan, Medan dulunya merupakan daerah kesultanan Deli. Sampai sekarang pun Abang masih bisa lihat warisan budayanya. Saya sendiri dari etnis Sunda yang lahir dan besar di Medan. Memang, budaya Batak memberi warna dan berasal dari Sumatera Utara.
Untuk keunikan logat, saya pikir tiap daerah punya keunikan logat masing-masing. Ada masyarakat yang sangat kental logat kedaerahannya, tapi ada pula yang tidak begitu.

Etnis apa cari, Bang? Melayu ada, Batak ada, Jawa ada, Tamil ada, Tionghoa ada, Aceh ada, Minang ada, banyak lagi adanya, singgah dulu sini. Sehingga lumrah sejak kecil, saya sudah terbiasa dengan heterogenitas etnis atau pun agama.


2. Kuliner Medan
Yang terkenal itu memang Durian Ucok, tapi sebenarnya ada beberapa lagi kedai durian, bahkan kalau musim durian, Abang mesti hati-hati bawa motor - bukan mau doakan yang enggak bagus, cuma mau ingatkan - kalau Abang  jatuh di pinggir jalan, bisa-bisa jatuh di tumpukan durian, karena sikit-sikit aja kita jalan, ada jualan durian.
Kalau Abang harus minum obat setelah makan, tiga kali sehari, pagi, siang, malam. Tapi Abang maunya cuma makan lontong. Medan available buat Abang: lontong pagi, lontong siang, lontong malam, ada. Bersaing sama mini market 24 jam.

Lontong Medan Buatan Mak Saya

Soto, teri, ikan mas arsik (nulis ini jadi pingin makan). Yang khas Medan ada, yang umum di Indonesia pun banyak. Seperti bakso, ada bakso segede bola voli sampai sekecil guli. Bakso isi telur, daging, isi cabai, isi hati pun ada. Bakso aja ada hatinya, Abang ada juga, kan?

Kalau Abang bingung, Abang bisa meluncur ke Cak Coba atau Medan Food Blog, kalau Abang tambah bingung karena sakin banyaknya pilihan, ajak saya dan tim 'sapu bersih' aja Bang, nanti kami pilihkan tempatnya.


3. Wisata

Wisata kuliner, udah. Kurang lengkap kalau belum wisata ke tempat-tempat di Kota Medan. Kalau udah bosan dengan pusat perbelanjaan, bisa coba jalan-jalan ke museum, tempat-tempat bernilai sejarah, perpustakaan, taman kota. 
Sisi Lain Lapangan Merdeka
Saya punya refrensi buat Abang, kalau mau lihat-lihat sejarah dan budaya kota Medan, Abang bisa stalk instagram @medanheritage, instagram komunitasnya loh ya, bukan instagram founder-nya. Mau berwisata di Medan dan sekitarnya juga bisa intip medanwisata.com, kece kan, Bang? Founder-nya JOMBLO sampai halal loh. tapi enggak available buat Abang, buat adek Abang yang cewek, bisa lah. 


4. Komunitas dan Anak Muda Medan
Komunitas di kota Medan pada tahap mana: tumbuh, bangkit, berkembang, atau tahap mencetarkan? Sesungguhnya, saya tidak yakin menglasifikasikannya di tahap mana. Namun yang saya tahu, ada banyak komunitas di Medan yang tersiar atau pun tidak, yang memberikan aura positif untuk Medan yang lebih baik, dengan konsentrasi yang berbeda-beda, misalnya saja ada BlogM-Blogger Medan, FLP Medan, Medan Heritage, Indonesia Youth Icon, SIGI Medan, ATTIK, dan banyak lagi. Bahkan, kerap komunitas-komunitas di Kota Medan pun mencoba untuk bersinergi satu sama lain, 
Bertemu dan Bersastra

Komunitas dan anak muda kota Medan, saling terkait satu sama lain, Bang. Kalau Abang mau buat persiapan informasi sebelum tiba di Medan, Abang bisa cari tahu dulu, enggak harus menghubungi saya karena anak muda Medan bukan hanya saya. Abang bisa ngulik Cerita Medan untuk ragam informasi kota Medan yang menginspirasi. Atau Abang pingin tahu lifestyle Medan sekaligus humornya? Klik aja Komburkali.

Membayangkan kota Medan di masa depan dengan potensi-potensi seperti ini, mendadak haru.


5. Cerita Medan
"Rin, ke kantor Cemen (Cerita Medan), yok! Ngerame-ramein ultah Cemen." Ajak Lily dari chat Line.

Hati saya tidak kosong, tapi jadwal saya kosong kemarin, jadi saya langsung meng-ya-kan ajakan Lily. 
Hai! Mendarat di Kantor Cemen
Cerita Medan - Kiblatnya Cerita tentang Medan. Sebuah portal online yang usianya lima tahun pada Agustus 2016 ini. Terus saya jadi mikir kan, Bang. Bertahan selama lima tahun dan punya kantor, kok bisa? Saya ingat-ingat lagi, apa sih yang coba dibagi oleh Cerita Medan, kok enggak ada habisnya? Ada berita, event Medan, komunitas, lifestyle, pendidikan, dan wisata - cerita yang pasti akan terus ada di Medan. Dan saya ingat lagi, kesan apa yang timbul ketika membacanya: optimisme! Sesuai dengan visi misinya yang saya kutip di portalnya,

Visi :
1. Memudahkan para follower/pembaca untuk mengetahui lebih lanjut bahwa keberadaan Kota Medan itu sendiri sebenarnya memiliki nilai jual yang bisa dibangenggakan di Nusantara serta Mancanegara.
2. Membangun koneksi yang lebih luas serta membuka kesempatan dalam hal membangun sebuah partnership.
3.   Merangkul berbagai komunitas di Kota Medan agar bergabung dan bekerjasama dalam hal memberikan informasi seputar kegiatan dan materi yang tertuang dalam konsep dasar dibangunnya sebuah komunitas yang ada untuk kemudian dirangkum dalam Cerita Medan Community (CMC)

Misi:

1. Menumbuhkembangkan akun @CeritaMedan dan Blog ceritamedan guna memberikan informasi terkini-terluas-terlengkap seputar Kota Medan.
2.     Menduniakan Cerita Tentang Medan melalui Social Media Twitter dan Blog.
3.     Menciptakan suatu nilai jual yang baik akan gambaran Kota Medan untuk dapat di perkenalkan ‘lebih’ kepada masyarakat.

Wajar lah ya Bang, mampu bertahan, karena Medan memang perlu yang begini-begini. Abang enggak pingin kenalan sama Cerita Medan dan ucapkan Selamat Ulang Tahun, semoga makin berkah lalu pas ke Medan bisa ketemuan dan tukar pikiran sama tim dari Cemen? Saya sih mau. 


Yaudahlah ya, Bang. Udah lima cerita itu kan, kalau mau diturutkan bisa enggak siap-siap saya cerita. Kalau mau lebih banyak,Abang buka aja Cerita Medan dan link-link yang saya catut tadi, lengkapi dengan main-main ke Medan, Bang.

Ririn Anindya

......

12 komentar:

  1. Ahaha....kerennn ide n pengulasannya.
    Dibilang endorse ya endorse dibilang bukan ya bukan😊
    Abang itu gak di mention skalian? biar baca dia😂😂😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. ah, namanya pun tak ingat, mungkin Abdullah *langsung scene KCB :D

      Hapus
  2. Ngikut gaya si Cemen itu keren juga, Rin :D.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ayo coba kak gaya begitu ntar pas ke Cemen

      Hapus
  3. logat Medan nya gak lupa juga yah kan kak rin :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Manalah lupa enak pula kurasa logatnya, ahahah

      Hapus
  4. Cara kodein Abang itu dengan gaya si cemen lah ya, hahahahaha. Keren ah, semua diulas siapa-siapa aja yang berkontribusi untuk Kota Medan. Top!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tau aja abang ya, kalo gak tekode juga, udahlah bang, nyerah si enggak, cuma ganti target ahaha

      Hapus
  5. Jadwalnya kosong, jadi ke cemen biar hatinya tidak kosong :D

    Lengkap kali akh, dari wisata sampai kuliner ada semua refrensinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. jadi ini yang dimaksud baca pos ini biar dapat 'inspirasi'? *sudah kuduga :'D

      Hapus
  6. hatiimya tidak kosong,, yayaya,
    ehh makasih udah masukkan medanwisata.com ya,, yokk yang mau jalan-jalan lihat di webnya kita

    dijamin gk mau pulang, lohhhh

    BalasHapus
    Balasan
    1. min, kata orang di sebelah saya, hati gak boleh dibiarkan kosong, isi dengan hal positif dan cinta Terbaik, kalau kelamaan dibiarkan kosong nanti besawang *manggut2 ajalah dengarkan orang di sebelah ngomong :D

      Hapus