Kafe gak lagi sebatas tempat makan dan minum |
Namun setahun terakhir, nih kaki
jadi rada ‘anak main’ gitu. Mainnya ke kafe. Seiring makin semaraknya pertumbuhan
kafe di Medan dan acara – acara digelar di sana. Selain memang belakangan melek
instagram dan gak jarang lihat kafe dengan konsep unik yang buat penasaran atau
sajiannya yang reccomended. Oke,
banyak juga alasanku rupanya.
Sepengamatanku, beberapa sebab mahluk di
sekitarku atau aku ngetem di kafe:
1.
Free
WiFi
Beberapa teman sengaja ke kafe
untuk wifi-an. Alkisah, malahan ada teman yang tunggu diusir gara-gara wifi-an.
Tapi kalau aku, selagi ada data internet sendiri, biasanya gak manfaatkan wifi kafe
*congkak, takabur, ujub, ahaha. Ya mungkin memang karena ke kafe bukan utuk
wifi-an. Biasanya wifi-an gratis itu di perpustakaan umum.
2.
Cozy
Nyaman di sini meliputi adem,
bersih, gak crowded dan berisik. Tapi
kalau pergi rame-rame sama teman dekat dan bukan untuk membahas sesuatu yang teramat penting semisal rahasia negara, gak peduli tu kafe mau padat atau
enggak, berisik atau enggak, ‘hajar’ aja. Cuma kalau pergi sendiri atau hanya
dengan satu atau dua orang teman, kriteria cozy
jadi penting. Kalau bisa pun yang
bangkunya empuk. :D. O iya, yang jadi pertimbangan penting bagiku juga: ada mushola.
Pernah beberapa kali, pergi ke
kafe sendirian buat nulis, gayanya mau niru Radit atau Dee yang sering nulis di
kafe. Yang ada: aku lapar, makan, trus ngantuk, trus pulang, tidur, dan nulis
di kamar. I love my private room, so
much. Tapi juga suka jalan-jalan kok, gak di kamar mulu. Jadi, kapan
kita kemana? #Eh?
3.
Harga
Cita rasa yang berkarakter, memberi pelayanan yang terbaik, dan harga yang ekonomis (Tulisan di dinding) |
Ampun dah, banyak maunya tapi
juga masih mikirin harga? Ya iyalah, hemat dan sederhana itu expensive lifestyle! Atau karena memang
naluri (calon) emak-emak yang bawaannya suka ngirit? Terutama kalau nongkrong
sama teman yang masih mahasiswa atau belum merdeka secara finansial. Sekarang aku
juga belum merdeka sampai swasembada, tapi setidaknya kalau ‘nge-kafe’ udah
dari kantong sendiri, dan itu artinya semakin banyak pengeluaran untuk
nongkrong di kafe semakin berkuranglah alokasi untuk yang lain. Dengan kata
lain, perlu ada yang namanya ‘sense of
sensitivity n’ priority’. Finally, ini balik lagi ‘nge-kafe’ tadi mau ngapain; mau kumpul bareng teman, mau nikmati suasana yang acapkali berbanding lurus dengan kedalaman kocek yang dirogoh, atau tujuan lainnya.
4.
Konsep
dan sajian
Kafe yang ada permainannya |
Salah satu sebab lainnya, ya ini:
konsep yang beda - bisa jadi dari tema atau desain kafe, dan sajiannya yang sering kali memantik rasa penasaran dan menggugah selera. Belakangan
kafe juga jadi tempat foto-foto, jadi seperti tempat wisata. O ya, buatku yang
pasti harus halal food n’ drink.
5.
Friendly
dan fast response
Aku pernah baca novel yang
judulnya “4 Musim Cinta”, salah satu tokoh utamanya suka banget ke suatu kafe
karena baristanya ramah dan bisa jadi teman cerita. Ada juga orang yang kukenal
begitu, malahan kafe itu jadi second home-nya.
Dan ada satu kafe juga, yang pernah aku datangi, ramah banget, walau pun dari
sisi lokasi gak gitu suka, tapi rasanya aku bakal balik lagi.
Fast response, mirip – mirip ol shop jadinya. Yang gak peka atau sering
mengabaikan akan kalah dengan yang fast
response – please, ini bukan kode.
*Tulisan ini diikutsertakan dalam
menulis blog keroyokan Blogger Medan edisi Februari 2016.
kita sama kak, anak kamar hahaha. kalok ga ikut komunitas gadak ceritanya awak nongkrong di cafe :D
BalasHapusKlo udah di rumah, tahan di kamar, ntah depan laptop, guling2,senam2 :D
Hapuskok pada jadi anak kamar semua sih disini
Hapusgak ada anak mama gitu
Dakuh bisa dibilang mantan anak nongkrong cafe.. huahahaha.. dulu tiap minggu wajib hunting cafe baru yg nyaman, sekalian review juga siy.. hihihi. Sekarang? Teteuuupp.. tapi ga wajib kafe baru, yg penting masih enak buat ngadem n makan minum lah Rin :D.
BalasHapusDan sekarang pilihan cafe makin variatif ya kak
Hapuswahahahaha kalo kak molly mantan, sebagai anak berarti aku ini pemula :'D
HapusAwak suka Cafe yang ga terlalu rame :D
BalasHapusHuum, gitu juga. Tapi owner cafe biasanya pingin sebaliknya lah, cafenya rame :D
Hapuseh ada penampakan lelaki ganteng di poto itu kahah
BalasHapusSemua orang di foto2 itu mah kasep & geulis, udah gitu aja, ahaha
Hapuskok ada gue ya ? *meski hanya sepasang mata yang terlihat*
BalasHapusBayern Munchen Mulai Mengintai Ter Stergen - AON INDO News
BalasHapus