Guru adalah profesi yang memiliki
beragam peran. Mereka merupakan pendidik, pengamat, fasilitator, dan pengayom.
Mereka berdiri di depan sebagai pemberi arah, di tengah untuk menyemangati dan
merangkul, serta di belakang untuk mendorong peserta didik.
Bak kata pepatah “Lain lubuk,
lain ikannya”, guru di berbagai penjuru pun memiliki tantangannya masing –
masing. Baik dari segi mata pelajaran, metode, bahkan juga lingkungan serta
latar belakang siswa. Hal – hal yang guru alami di lapangan, sangat terbuka
kemungkinan adalah hal – hal yang inspiratif, sebab profesi guru begitu lekat
dengan maju atau mundurnya peradaban suatu bangsa – pernyataan ini tentu tidak
berlebihan ketika mengingat bahwa pendidikan faktor penting yang mempengaruhi
peradaban, ditambah kenyataan bahwa guru adalah profesi yang paling sepuh di
muka bumi, yang tidak hanya berinteraksi dengan benda mati tapi juga mahluk
hidup.
Sayang sekali jika hal – hal
inspiratif atau solutif hanya disimpan oleh guru itu sendiri. Jika bisa
membagikannya dengan orang lain, kenapa tidak? Siapa tahu ini menjadi jalan
keluar permasalahan guru di bagian penjuru lainnya atau juga pintu wawasan bagi
siswa bahkan masyarakat umum. Namun, yang jelas ini akan menjadi kontribusi dan
ladang amal lainnya.
Jika ada kemauan, tentu ada banyak
cara menuntaskan niat baik tersebut. Guru bisa secara aktif mengikuti forum
diskusi guru, seminar, talkshow, atau yang lebih mudah, yakni dengan menulis di
media cetak atau pun blog pribadi guru.
Pada 8 – 10 Oktober 2015, beberapa
guru – tepatnya di Ponpes Raudlatul Uluum Aek Nabara, Labuhan Batu (Labat) dan
Ponpes Ar-Rasyid Labuhan Batu Selatan (Labusel), telah memulai langkah awal
ini; menjadi guru yang menulis, khususnya di media blog. Para guru tersebut
mengikuti Training Competency Development Program (TCDP) yang diselenggarakan oleh Djalaluddin Pane
Foundation, dengan tema “Pelatihan Pemanfaatan Media Blog dalam Pembelajaran.”
Selain materi tentang menulis,
para guru juga dibekali dengan materi pemanfaatan media blog: mulai dari
pembuatan, penerbitan, membuat tampilan blog menarik, dan berinteraksi melalui
blog. Tidak ada yang sia – sia, begitu pun pelatihan ini. Justru sebaliknya,
sangat bermanfaat. Guru – guru yang berasal dari berbagai jenjang usia tersebut
– seperti yang diyakini sebelumnya – mereka dapat berkarya dan berbagi melalui
blog. Selain itu, mendengar guru - guru yang ingin komitmen untuk menulis dan
berkembang, tentulah ini menjadi sebuah kabar yang membahagiakan dan lebih menyegarkan.
![]() |
Kegiatan Pelatihan, Tim TCDP Labusel dan Labat |
Udah? Gitu aja ceritanya? Share cerita serunya lah Mak😎
BalasHapusAhaha, yang ntu, yg pengalaman pribadi, part-nya beda, Mak. kok belum tidur jam 1 pagi?
Hapusmau tau aja ya kan keseruannya, rahasia
HapusSemoga guru"nya tetap semngat menulisnya.. dan mengembangkan blognya.. :)
BalasHapus