Stick note #2

Halo kamu, yang namanya tertera pada stick note, yang jika kumenatap lurus dari meja kerjaku, aku melihatmu. Maksudku namamu. Aku kagum dengan caramu berpikir, humormu yang terkadang sarkas, keluasan hati, dan kerja kerasmu. Itu kenapa aku memilih namamu, terkadang saat mulai buntu, aku bisa mencoba berpikir dengan caramu, oh kata - kataku barusan beraroma kemustahilan. Paling tidak, aku akan menerka-nerka isi pikiranmu dengan sedikit pengetahuanku tentangmu; jika kamu ada di posisiku, apa yang kamu lakukan?

Begini, belakangan ini ada yang menjajah waktu dan pikiranku. Aku sering mengingatnya, padahal jari-jari pada satu tangan dapat menghitung jumlah pertemuan kami. Tidak banyak kalimat yang kami pertukarkan. Bagaimana pun, tetap harus membuat jarak, kan? Sudah coba melupakannya atau mengabaikan tapi entah kenapa banyak sekali hal-hal atau kata yang seringkali dapat kuasosiasikan ke dirinya, bahkan waktu itu ada nama depot air minum yang seperti namanya, langsung teringat dia. Padahal, dia belum tentu bisa mengeja namaku dengan benar, padahal dia tidak ingat aku - ketika disebutkan namaku - kecuali ditambah beberapa keterangan, padahal sikapnya, sikapnya juga tidak jelas. Mungkin khayalku yang membuat ini menjadi indah. Aku memberi waktu pada diri untuk memastikan apakah ini memang bentuk penjajahan. Aku merasa malu, kadang-kadang kesal pada diriku jika tidak dapat tegas pada perasaan yang enggak tentu arahnya.

Baiklah, aku memang belum berkorban apa pun, tapi waktu dan pikiranku sudah dirampas, itu kan sangat berharga. Apa pendapatmu? Keluarlah wujudmu dari stick note itu, hei... 

"Listen to me and notice it, ada beza antara pengorbanan dan kebodohan!"

Oh, deep. OK, I should be stepped on my focus, my priority. I will come back. 

Enggak tahu kenapa jadi mellow, mungkin gara-gara intrumental soundtrack Inuyasha yang tengah kudengarkan, mungkin. Akan ada bahagia jika bisa kembali fokus, belum terlalu banyak kenangan juga, kan. Aku tahu akan berhasil, aku terlatih untuk hal-hal begini.

#NulisRandom2015
#FlashFiction 


Ririn Anindya

......

2 komentar: