Kardus Kertas Dinding

(M)impi


“Itu kardus juga mau dibuang, Bu?”
“Iya, gudang udah semak.”

Aku mengambil kardus yang dibawa ibu. Tidak ada yang terlihat istimewa dari kardus itu. Tapi tanganku gatal untuk membukanya, lalu bertambah gatal setelah mengenali isinya. Ah, seperti seorang permenholic yang menemukan istana permen. Ada degup tak percaya, ada binar mata tak tertahan.

Dari luar? Hanya kardus biasa. Bagaimana dengan dalamnya?

“Cepat, tukang angkut sampah udah nunggu.” Ibu menarikku dari euforia yang tengah kunikmati.

“Aaa, ini enggak usah dibuang.”

Aku membawanya ke kamar persis seperti langkah seorang juara membawa piala. Kardus berisi lembar-lembar kertas karton berpahatkan mimpi, target, peraturan-peraturan yang kubuat sendiri, bahkan lucunya ada time schedule untuk mencuci baju dan menggunting kuku.

Dulu lembar-lembar ini adalah ‘wallpaper’ kamarku, namun karena ada teman ibu yang akan tinggal di rumah kami untuk beberapa waktu dan akan tidur di kamarku, kamar dicat ulang. Wallpaper buah tanganku terpaksa dirontokkan. ‘Makar’ itu terjadi sekitar lima tahun lalu.

Aku membaca tiap huruf tanpa terlewat. Tertawa geli, menarik nafas panjang, tercekat, rasa syukur, dan bingung, silih berganti. Sebab di sana ada keseriusan, keisengan, kemuluk-mulukkan. Di sana juga ada impian yang menyadarkanku bahwa ia sudah membangkai dan angkat suara meneriakiku, ‘Apakah kau tidak berniat melakukan prosesi pemakaman untukku?’ Namun di sana juga ada hal-hal yang sudah kucapai atas rahmat Allah, doa, dan usaha dengan menyulap malam menjadi siang dan siang tetap siang.

Ada pula impian yang telah sampai yang bahkan aku lupa pernah menuliskannya, dan betapa kaget bahwa jalan tercapainya luput dari sangka.

Di sana juga ada; entah impian, entah khayalan, yang entah menjadi apa nanti. Namun tidak ada niat membuangnya. Sebahagian darinya kutempel kembali. Dan kelak, mungkin akan disatukan dengan mimpi-mimpi lain yang entah siapa pemiliknya atau kubawa mati.



#NulisRandom2015 #1

Ririn Anindya

......

4 komentar:

  1. Harta karun yang terlupakan ya kak. kadang impian yang sudah tertulis saat terwujud kita lupa kalau pernah menuiskannya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, bener. :D Disamping ada mimpi yg terlupakan jg.

      Hapus
  2. Jangan jangan ada poto mantan atau poster boyband, mungkin juga ada gambar tempel anime kahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kagak ada mah itu, kalau nempel2 poster serasa ada yg lihatin setiap saat :D

      Hapus