Nah, ini
ceritaku hari ini. Aku tidak begitu ingin tahu urusan orang yang gak ada
baiknya untukku. Tapi beda halnya jika aku sudah memutuskan mau jalan-jalan
untuk mendulang inspirasi. Kali ini juga gitu, aku pergi ke tempat area free
wifi, tempat favoritku. Sebuah ruangan yang sejuk dan nyaman. Pun di sana
menyediakan beberapa computer untuk pengunjung, dan beberapa kursi serta meja
untuk pengunjung yang membawa computer jinjing. Yah, ini sebuah layanann
pemerintah.
Aku duduk agak
ke pojok ruangan, dengan meja bundar dihadapanku. Bukan karena aku suka mojok,
tapi ruangan udah agak penuh, lapak yang agak di pojok itu yang masih kosong.
Posisi dudukku mengarah tepat ke arah pengguna layanan komputer. Sembari
menunggu Choky (nama notebookku) aktif, aku mengedar pandang ke penjuru ruangan
dan mataku tersangkut ke seorang pengguna layanan komputer. Seorang bapak-bapak
berkumis, mungkin usianya sekitar 40 tahun lebih, ia memakai topi dan celana
jeans. Dan aku pun melihat monitor komputer Pak Kumis tersebut. Ia sedang buka
facebook, hm.. ia sedang membuka akun seorang gadis. Jaraknya tidak jauh dariku
jadi aku bisa melihat dengan jelas. Ia membuka foto-foto pada akun tersebut,
dugaku adalah foto pemilik akun (Ow, kurang kerjaan banget ya saya). Aku tidak
berniat melihat wajah Pak Kumis tersebut apalagi menandainya. Aku hanya ingin
mengamati perilaku yang kurasa jarang-jarang akan kutemui. Pak Kumis tampaknya
menyadari pengamatanku, aku pura-pura tidak melihatnya. Aku memikirkan beberapa
kemungkinan, pertama itu akun milik putrinya, kedua bapak itu lagi menyamar di
dunia maya – ia menyamarr sebagai seorang gadis. Kemungkinan ke tiga, bapak itu
sedang melihat akun gadis yang mau dijodohkan dengan putranya, mungkin lagi
pilih-pilih mantu, atau yang terakhir.. ah, ini agak menakutkan. Sungguh, aku
sedang tidak ingin berprasangka buruk dan tahu urusan dia, aku juga enggak ada
bakat buat gossip, tapi aku perlu inspirasi. :D
Nah, setelah
bapak itu pergi. Komputer itu digunakan oleh seorang pemuda yang taksiranku
usianya sekitar 23 tahun lebih. Lagi-lagi pemandangan membuka-buka akun
facebook seorang gadis. Nah, kuakui aku juga pernah buka foto di akun temanku
yang perempuan ataupun bukan, tapi itu
karena ada kaitannya denganku, atau aku ada perlu dengan fotonya, dan gak pake
acara senyum-senyum sendiri, apalagi pakai acara lama. Ah iya, mungkin itu akun
adik perempuannya yang nun jauh di mata. Bisa jadi.
Oke, aku
mengganggap kedua laki-laki tadi-Pak Kumis dan anak muda adalah orang
baik-baik, jadi mereka gak punya maksud yang nyeleneh, gak ada ruginya juga
buatku. Cuma ini membuatku berfikir, gimana kalau ada orang lain selain mereka
yang buka-buka akun fb dan lihat foto-foto perempuan cuma buat kesenangan (baca
nafsu syahwat)? Bukan itu saja, gimana kaau orang iseng itu malah berbuat
sesuatu dengan foto kita, misalnya diprint-nya 24 inchi, dibingkaikan bingkai
kayu jepara, lalu dikirimkan ke rumah kita? Nah lho, baik banget tu orang. Tapi
coba jika sesuatu yang merugikan kita? Dengan kata lain jika kita masih mungkin
berteman dengan orang yang tidak kita kenali di dunia maya, narsis itu perlu
dikendalikan.
Ririn Anindya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar